Lanjut S2 dengan Beasiswa Kemenpora - ila yahya

29.3.20

Lanjut S2 dengan Beasiswa Kemenpora



Saat wisuda S1 (September 2015) di Baruga Unhas, mama sangat kagum ketika memasuki tempat tersebut. Bahkan ketika tiba di rumah, mama sempat bilang "kusukanya masuk di tempat wisudamu. Masih mauka lagi masuk di situ. Bagaimana kalau lanjut saja S2mu di Unhas". Saya kemudian menjawab, "mama, mau ja lanjut S2 asalkan dengan beasiswa. Kalau biaya pribadi Saya tidak mau. Karena Saya ini perempuanji. Nanti akan ikut suami. Mending itu uangta kita pakai untuk biaya kuliahnya adekku (yang bungsu)".

Waktu terus berlalu, beberapa bulan kemudian saya kecelakaan motor yang mengakibatkan Saya patah tulang sehingga saya harus menjalani pemulihan yang lama. Saya  harus menjalani 2x operasi di tahun 2016 dan 2017. Dan karena ini jugalah Saya tidak pernah memasukkan lamaran ke perusahaan-perusahaan.

Setelah operasi kedua di tahun 2017 (saya lupa tepatnya di bulan berapa), seorang senior menyarankan Saya untuk daftar Beasiswa Kemenpora. Saya sempat menolak, karena Saya pesimis bahwa tidak akan lolos dan sejujurnya saya malas mengurus ini itu. Dan Saya juga takut dengan Tesis pada saat itu *Luar biasa.. belum juga daftar, sudah takut sama Tesis.

Tapi senior tersebut meyakinkan saya dan terus menyuruh saya untuk daftar. Okeh, beberapa hari kemudian Saya berubah pikiran karena Saya sangat tertarik dengan konsentrasi dari prodi 'Perencanaan dan Pengembangan Wilayah' ini yaitu 'Manajemen kepemimpinan Pemuda' dan Saya mulai menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan. Lumayan banyak berkas yang harus diurus. Dan FYI, ini tesnya ada 3: Tes TPA, Tes Wawasan jurusan dan Tes TOEFL.

Setelah semua berkas siap, Saya harus membayar biaya pendaftaran sebesar 500ribu di Bank. Saat itu Saya sedang tidak punya uang, jadi saya meminjam uang di Kakak. Saat menyerahkan 500ribu itu kepada Teller di Bank, dalam hatiku: "pokoknya haruska lolos ini beasiswa. pokoknya harus!! Kalau tidak, rugika 500ribu". 

Jeda antara pendaftaran dan tes masih ada sebulan. Saya benar-benar belajar. Saya membeli buku tes TPA dan belajar tiap hari. Kemudian untuk Tes TOEFL, Saya belajar pada sahabat saya mengenai tips n trick dalam menyelesaikan TOEFL karena dia sangat rajin ikut-ikut kursus TOEFL. Dan untuk tes wawasan jurusan, Saya bertanya pada senior yang menyuruh saya untuk daftar.

Tiba di Hari Tes
Tes pertama adalah TPA. Saya sangat yakin bisa mengerjakan banyak soal di TPA ini. Selain karena saya sudah berlatih tiap hari sebelumnya, saya juga sangat suka mengerjakan soal-soal TPA. Dan alhamdulillah saat Saya bisa mengerjakan semua soal dengan tepat waktu.

Tes kedua adalah TOEFL, Saya mengerjakan soal2 tersebut berdasarkan tips n trick yang diberikan ita. Saya mengerjakan semua soalnya, dan sebenarnya saya agak pesimis dengan hasilnya. Tapi saya sudah pasrahkan hasilnya.

Tes ketiga adalah Wawasan Jurusan, Untuk menjawab soal2 wawasan jurusan tersebut, saya hanya memutar2 redaksi kata yang ada di soal. Saya dasarnya sastra, dan saya juga ngeblog. Jadi saya agak bisa bermain kata. Merenovasi pertanyaan yang ada menjadi jawaban untuk pertanyaan2 tersebut ditambah dengan sedikit pengetahuan yg saya ketahui tentang PPW.

Pengumuman
Saya lupa berapa lama jeda antara tes dan pengumuman. Saya tidak ingin kepedean dengan terlalu yakin akan lulus. Jadi saya sebisa mungkin menganggap segalanya biasa2 saja.

Sambil menunggu pengumuman tiba, saya ditawari kerja di sebuah perusahaan media digital di Makassar sebagai copywriter. Saya menerima tawaran tersebut dengan catatan bahwa saya sedang menunggu pengumuman kelulusan S2 di unhas. Saya bertanya pada pemilik perusahaan, bagaimana jika saya lulus S2 tapi saya masih ingin bekerja di perusahaan ini? Maka pak bos mengatakan, persoalan itu gampang. Kalau kamu ada kuliah, yah pergi saja. Lagian di sini jam kerjanya juga fleksibel. Yang penting semua job terselesaikan. Okeh Deal!!! Tiba hari pengumuman. Saya sedikit agak yakin kalau saya akan lulus krn saya yakin pada hasil tes TPA ku. Tapi kalaupun saya lulus, mungkin hanya akan lulus bersyarat, dengan kata lain, lulus beasiswanya tapi gagal di toefl, tapi ada kesempatan kok untuk tes toefl lagi nanti di semester depan. Jadi intinya, pernyataan 'lulus' dan 'lulus bersyarat' artinya sama2 lulus. Hanya beda di TOEFL.

And U know hasilnya? Saya di nyatakan 'Lulus' tanpa ada embel2 kata 'bersyarat'. Artinya apa? Saya lulus sepenuhnya. Saya lulus TPA, wawasan dan TOEFL. Saya tidak menyangka bisa lulus di TOEFL. Krn saya sadar bahasa Inggrisku naudzubillah. Dan ini semua berkat sahabatku ita yang telah mengajarkan saya tips n trick mengerjakan TOEFL dulu. Terima kasih ita 😘😘 Jadi, waktu itu, saya jalan duaduanya. Saya kuliah dan saya masih bekerja di perusahaan tersebut.



No comments:

Terima kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan tinggalkan komentar ^_^

@ilayahya_