Kisah Sayawali dengan anggapan orang-orang
tentang Saya. Yang mereka lihat, Saya sampai saat ini masih single karena Saya
terlalu pemilih. Di sisi lain bakuk yang mengira bahwa Saya telah memiliki
pacar. Padahal kutaku semua itu tidak benar. Saya merasa diriku telah mati
rasa.
Entahlah
apa yang salah dengan Saya. Tapi memang tak ada satupun lelaki yang menarik di
mata Saya sejak tahun 2016. Tahun di mana Saya pernah dibuat baper oleh
seseorang. Yang hingga kini membuat Saya seakan menutup hati untuk siapa pun.
Saya
juga merasa ada yang aneh denganku. Hingga Saya menggunakan aplikasi pencari
jodoh. Dan ada beberapa lelaki yang sempat Saya temui. Dan sama seperti
sebelum-sebelumnya, Saya tidak merasa sreg dengan lelaki-lelaki tersebut yang
berujung Saya memutuskan kontak dengan mereka. Saya hanya tak ingin memberikan
harapan kepada mereka sehingga Saya memutuskan untuk tidak lagi ingin
berhubungan dengan mereka dengan mengabaikan pesan-pesan mereka di Whatsapp.
Kembali
ke tahun 2016, tahun di mana Saya sempat dibuat baper oleh seseorang. Di tahun
itu Saya sempat mengalami kecelakaan lalulintas yang membuat Saya harus dioperasi.
Awal bertemu dengan dokter yang akan menanganiku, Saya tak ada perasaan apapun.
Dokter itu menemui Saya yang telah masuk kamar perawatan. Di situ dokter
memeriksa keadaan Saya. Di situpun Saya belum memiliki perasaan apapun.
Tibalah
momen operasi. Dokter tersebutlah yang melakukan tindakan operasi pada Saya.
Puji Tuhan, operasiku berjalan lancar. Setelah operasi, Saya dikembalikan ke
ruang perawatan untuk beristirahat. Setelah efek biusku hilang, Saya mulai
membuka mata walau masih terasa pusing. Tak lama kemudian, dokter menelpon Saya
untuk menanyakan keadaan Saya. Di situ pun Saya masih belum ada perasaan pada
sang dokter.
Saya
menyimpan nomer dokter tadi. Dan Line otomatis meng-add nomer tadi sebagai
kontak di Line. Tak lama kemudian, chat dokter masuk di Line Saya dan
mengatakan bahwa kalau merasa tidak enak atau ada apa-apa, kabari saja dokter
via Line.
Dokter
itu membuat Saya merasa nyaman dengannya. Saya dijenguk 3 kali sehari untuk
memastikan keadaan Saya tetap membaik. Belum lagi dokterku sering mengajak
bercanda Saya. Semua tindakan seperti memberikan obat atau mengganti perban
bekas operasi pun dilakukan oleh dokterku langsung. Padahal semua tindakan itu
biasa dilakukan oleh perawat penanggung jawab.
Saya
makin nyaman dengan kebaikan-kebaikan dokter tersebut. Belum lagi saat Saya
mengatakan ingin pulang karena sudah rindu dengan kucingku di rumah, dokter itu
mengatakan kalau belum ikhlas jika pasiennya pulang. Walaupun bercanda, tapi Saya
memasukkan kata-kata tersebut ke hatiku.
Yah,
Saya menyukai dokter tersebut dengan segala kebaikan dan perhatiannya. Sekarang
sudah 2021 dan Saya belum bisa move on dari dokter tersebut. Itulah mengapa Saya
masih belum bisa membuka hati buat siapapun. Karena hatiku masih untuk sang
dokter.
Banyak
lelaki yang mendekati Saya tapi tak satupun yang kuberikan kesempatan untuk
mengetuk pintu hatiku. Lima tahun bukan waktu yang singkat. Tapi hati Saya
masih untuk sang dokter.
Saya
juga bingung harus bagaimana. Tidak mungkin Saya menyatakan perasaanku pada
sang dokter. Karena Saya merasa apa yang dilakukan oleh dokterku dulu adalah
sikap profesional seorang dokter untuk pasiennya. Mungkin itu adalah salah satu
trik mengambil hati pasien agar pasiennya nyaman dengan dokternya. Tapi Saya
menafsirkannya salah yang berujung baper.
Yah,
Saya sudah sulit menyukai lelaki lain. Saya telah mati rasa pada siapapun.
Karena hatiku masih untuk sang dokter. Lalu, Saya harus bagaimana ?
-----------------------------------------
Follow IG penulis yahhhh
Klik >> @_helloila << Klik
No comments:
Terima kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan tinggalkan komentar ^_^