Berteman dengan Lelaki Maroko - ila yahya

17.7.19

Berteman dengan Lelaki Maroko




Saya ingin bercerita. Saya punya seorang teman di dunia maya. Kami bertemu di aplikasi Wechat untuk pertama kalinya melalui fitur shake2 waktu itu, tepatnya di tahun 2013. Namanya Anas. Dia seorang tentara di Maroko, dia 4 tahun di atas umurku, dan ini adalah tahun ketujuh kami berteman. Kami sempat lost contact beberapa tahun dan berkomunikasi kembali melalui Whatsapp. Makassar lebih cepat 7 jam dari negaranya. Tp kami tetap bisa berkomunikasi.

Jadi setelah ini saya akan bercerita bagaimana saya bertemu untuk pertama kalinya dengan Anas di salah satu aplikasi chatting, sempat lost contact kemudian bertemu lagi di media sosial lain.

Bertemu di Aplikasi Wechat

Jadi awal mula kami bertemu itu melalui aplikasi Wechat. Buat yang pernah pake wechat, pasti ingat kalau ada salah satu fitur shake2 Wechat yang ketika kita menggoyangkan Hp, akan muncul saran pertemanan. Teman yang muncul ini bisa dari Indonesia maupun luar Indonesia. Jadi waktu itu Sayalah yang menemukan Anas pertama kali. 

Yaahh... namanya juga mahasiswa S1 yang baru semester 4, pasti masih labil-labilnya kan. Apalagi umurku waktu itu masih 20 tahun, jadi lagi senang-senangnya untuk tebar pesona apalagi di media sosial. Di tahun 2013 juga saya belum berhijab, jadi selalu merasa keren dengan rambut panjangku yang selalu kuurai. Saya ingat betul, waktu itu siang hari sepulang ngampus, saya buka-buka Wechat. Dulu Saya masih menggunakan BBM, Wechat, Path dan Facebook. Saya belum kenal yang namanya LINE, Instagram, apalagi Whatsapp kala itu. 

Okeh kembali ke Wechat. Saat itu Saya lagi kosong dan lagi senang-senangnya dengan Wechat. Saya mulai menggoyangkan HP beberapa kali dan muncullah foto Anas di layar HPku. Waktu itu Anas memasang foto dengan seragam tentaranya. Dalam hatiku, kerennya ini orang. (Ahh songkolo malu-maluku kalau cerita ini 🤣). Maka Saya Add-lah akunnya Anas. 

Taapiii... Dari dulu, Saya punya prinsip kalau Saya tidak ingin memulai percakapan dengan cowok yang baru Saya kenal kalau tidak memiliki kepentingan, walaupun Saya sangat menyukai cowok tersebut. Maka Saya pancinglah Anas. Saya memasang foto tercantikku yang ada di galeri HP saat itu dan Saya sangat yakin kalau Anas akan menyapa Saya duluan. Dan ternyata it works pemirsa  ðŸ¤£. Tidak lama setelahnya, Anas menyapa Saya. 

*Jadi, begitu triknya wahai para wanita. Kalau Kita suka Sama cowok, Kita harus melakukan sedikit usaha dengan meng-add akun sosmednya, kemudian pasang foto profil terbaik, dan jangan menyapa duluan. Biarkan cowok tersebut yang menyapa duluan. (Tapi tidak semua bisa diterapkan yah. Klo cowok itu tidak tertarik sama Kamu, yah Wassalam. Tapi kalau Saya sih kebanyakan seperti itu dan berhasil).

Okeh kembali ke Anas. Saya dan Anas beda 4 tahun. Jadi kalau Saya berusia 20 tahun di tahun 2013, berarti dia berusia 24 tahun. Yaahh.. kadang masih dilanda kelabilan.

Jadi setelah pertemuan Kami melalui shake2 itu, Kami mulai intens komunikasinya. Dia sering menyapa Saya di pagi hari dan memberikan saya semangat sebelum berangkat kuliah. Dan saya pun begitu. Saya menyemangatinya sebelum bekerja. Dan betapa bodohnya Saya kala itu, Saya tidak tahu kalau Makassar lebih cepat 7 jam dari negaranya Anas. Jadi kalau Saya menerima chat dari dia di jam 8 pagi, artinya di sana jam 1 dini hari.

Kami intens komunikasi Via Wechat. Hingga di tahun 2014/2015 (lupa tepatnya) Saya kehilangan HP dan lost contact dengan Anas.

Lost Contact Beberapa Tahun

Di tahun 2014/2015 Saya mengalami kesialan, HP Saya dicopet. Dan ini membuat Saya kehilangan komunikasi dengan Anas. Padahal satu-satunya akses komunikasi kami hanya via Wechat. Waktu itu kami belum sempat bertukar nama FB. Dan skill agen FBI ku belum mumpuni kala itu jadi saya sulit menemukan FBnya yang mana.

Merasa kehilangan? Pastinya! Setahun lebih kami intens komunikasi dan tiba-tiba harus lost contact. Yah... ini sempat membuat saya galau *Sejujurnya.

Beberapa tahun kemudian, Saya lupa tepatnya tahun berapa, skill agen FBI-ku makin terasah. Saya masih terus mencari Anas. Saya tidak menemukannya di FB tapi saya menemukannya di Youtube. Waktu itu saya iseng-iseng liat video main keyboard Saya di youtube dan ada beberapa orang yang komen. Salah satunya adalah Anas. Dalam hatiku, ada secerca harapan bisa komunikasi lagi dengan Anas. Maka saya kunjungi channel youtubenya dan meninggalkan komentar di salah satu videonya. Saya bilang, "Anas, Kamu masih ingat saya? Saya ila. Kalau kamu melihat komentar ini, follow saya di Instagram @ilayahya_". Tapi Saya tidak terlalu berharap. Karena saya melihat youtubenya sudah lama diabaikan. Jadi pikirku, mungkin dia tidak akan membaca komentar ini.

Berkomunikasi Kembali Setelah Bertahun-Tahun Lost Contact

Entah berapa lama setelah Saya meninggalkan pesan di kolom komentar salah satu video Anas di youtube, Anas akhirnya mengirimkan DM di Instagram Saya. Saya kaget. Saya pun sedikit berbasabasi dan kemudian meminta nomer Whatsappnya. 

Di Whatsapp, Saya bertanya bagaimana dia bisa menemukan Saya di Instagram. Dan dia menceritakan kalau dia melihat-lihat kembali salah satu videonya di youtube dan melihat komentar Saya. Makanya dia kemudian mencari Saya di Instagram.

Setelah pertanyaan itu, hal lain yang langsung Saya tanyakan adalah aktivitasnya, dan dia mengatakan masih bekerja sebagai tentara namun ditugaskan di kota yang berbeda. Kemudian pertanyaan yang paling penting, Apakah kamu sudah menikah? Dan jawabannya adalah dia masih single. *Padahal di benak Saya kala itu, bertahun-tahun lost contact, mungkin Anas sudah punya 2 anak ketika kami berkomunikasi kembali via whatsapp. Tak mau kalah dong dia. Dia kembali menanyaiku apakah saya sudah menikah? Saya bilang belum. Saya masih single. Dia juga menanyakan apa aktivitasku saat ini. Dan saya mengatakan saya melanjutkan pendidikan magisterku. Dan dia sangat senang ketika mengetahui itu.

Sampai saat ini komunikasi kami tetap intens. Tiap hari kami chattingan dan tidak pernah bosan. Ada-ada saja pembahasan yang kami bahas. Dari sini saya sadar, bahwa (bukan hanya pacar) seorang teman, bila menganggapmu penting, dia akan tetap memprioritaskanmu, dia akan selalu punya waktu untuk bertegur sapa walau dia sibuk.

Walau Anas sibuk, dia tetap meluangkan waktu untuk bertegur sapa dengan saya. Banyak hal yang telah kami bahas. Bila chattingan, kami tidak membahas hal-hal yg unfaedah. Kami biasanya membahas tentang negaranya, tentang kotaku, tentang isu-isu terkini yg mendunia.

Hobi kami bertolak belakang. Dia sangat suka traveling dan bersepeda. Bahkan ketika dia ingin bersepeda ke suatu tempat, dia akan mengabariku dan bertanya, "kamu mau bersepeda denganku?" Saya pun dengan antusias mengatakan "Ya". Dan dia kemudian menginstruksikan untuk pindah ke IG. Yah, dia sengaja Live Instagram hanya untuk memperlihatkan ke saya perjalanannya selama bersepeda. Memperlihatkan indahnya sekitaran jalan yang dia lalui.

Yah, inilah teman yang benar-benar teman. Dia sangat menganggapku sebagai temannya. Kami banyak bertukar cerita tentang kehidupan kami. Kami saling mendukung, dan dia sangat senang ketika mengetahui bahwa saya telah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 ku.

Saya bahkan masih menyimpan foto pertama yang dikirimkan Anas di tahun 2013 yang lalu saat dia berada di sebuah pantai di kotanya dan menuliskan namaku di pasir kemudian memfotonya dan mengirimkannya ke saya saat itu.



Saat pertama kali berkomunikasi di WA, saya mengingatkan dia tentang foto ini. Dan dia sangat kaget bahwa saya masih menyimpan foto yg dia kirimkan pertama kali ke saya dulu. (*Nassami masih kusimpan. Kan otomatis terbackup ke google foto bambang🤣)

Sejauh ini, Anas sangat berbeda dengan laki-laki luar pada umumnya yang saya kenal. Anas tidak pernah memuji apalagi menggombali saya, foto apapun kupasang di DP WA tdk pernah dikomentari apalagi dipuji, tidak pernah minta dikirimi foto, tidak pernah minta vcall. *Pokoknya bedalah kayak kau semua 🤣🤣

Apapun keseruan yang dia lakukan, biasanya divideokan dan akan dikirimkan ke saya, seperti ketika dia melakukan Sky Diving, saat bersepeda ataupun saat mendaki. Bagaimanapun suasana hatinya, entah lagi sedih atau senang banget, dia kan mengabari Saya. Dan saya sangat respek dengan ini. Itu artinya dia benar-benar menganggap Saya ada. 

Dan satu hal yang saya sadari dari pertemanan kami. Seorang teman (atau pasangan) akan selalu kembali padamu bagaimanapun serunya dunia luar jika dia menganggapmu ada, jika dia menganggapmu adalah sebuah prioritas.

Seperti pada suatu kondisi kemarin, Anas bertemu dengan seorang wanita Jerman yang melakukan trip ke beberapa negara dengan sepedanya. Anas bercerita pada saya mengenai wanita itu. Wanita Jerman itu telah melakukan trip selama 70 hari hingga dia singgah di Maroko dan bertemu Anas. Wanita itu juga seumuran dengannya. Yaahhh sempat bete juga ketika Anas bercerita tentang wanita itu. Tapi Saya sangat merasakan bagaimana senangnya Anas bertemu dengan wanita yang se-passion dengannya. Jadi pikir saya waktu itu, ah sudahlah.. sebaiknya jangan ganggu Anas dulu. Dia sangat senang bertemu teman baru yang se-passion dengannya. Dan saya pun tidak mau mengirimkan chat duluan ke Anas. Tapi waktu itu saya sangat yakin kalau Anas akan kembali pada saya walau seseru apapun wanita itu. Dan ternyata benar saja pemirsa. Dua hari kemudian Anas nge-chat Saya di Whatsapp dengan pembahasan lain. Dan komunikasi kami intens kembali.

Sampai hari ini, satu-satunya chat dari cowok yang membuat saya antusias untuk membalasnya adalah chat dari Anas. Saya rasa wajarlah kami bisa sampai pada tahap seakrab ini. Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjalin pertemanan. Tapi Eiiittsss... Kami murni berteman. Kami tidak pernah berpikir untuk memiliki status lebih. Karena kami sadar, jarak kami sangat jauh. Walau kami seagama, tapi kami berada di benua yang berbeda.


No comments:

Terima kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan tinggalkan komentar ^_^

@ilayahya_