2016 | Post ORIF Part II - ila yahya

21.12.16

2016 | Post ORIF Part II



Sebelumnya saya sudah nulis tentang pasca operasi di Post ORIF Part I. So, biar lebih afdol, baca dulu gih bagian satunya baru kembali ke halaman ini. -Hahahah siapa lu sampe nyuruh-nyuruh pembaca bolak balik halaman baca-. Kmaren di bagian 1 cuman sampe dua minggu Post ORIF yah. Okeh kali ini lanjut ke bulan-bulan berikutnya.

Sebulan Post ORIF
Waktunya untuk Rontgen kembali. Dan ini adalah Rontgen yang ke 4 kalinya selama saya berurusan dengan yang namanya patah tulang. 



Dari hasil Rontgen, posisi pennya aman-aman saja,  dan garis patahannya masih terlihat. 

Satu bulan setelah operasi belum bisa banyak gerak. Panyangga lengan juga masih harus dipakai (jangan sampai ada yang nyenggol bahu kiri dan sekitarnya, masih sakit soalnya). Masa-masa ini bisa dibilang saya jadi tuan putri di rumah. Hahahahah.. Makan teratur dan telah tersedia di tempat tidur -Makasih mama..-. Cuman menunya bikin mual karena telur rebus akan selalu ada. Di samping mengonsumsi vitamin VIP Albumin, dokter menyarankan banyak-banyak konsumsi putih telur pasca operasi. Biar bekas operasinya cepat membaik. 

Di rumah juga tidak boleh ngangkat-ngangkat sesuatu. Padahal mau banget angkat galon #Eeehhhh. Sampe kucing pun belum bisa digendong. Tidak boleh kerja ini-itu, seperti nyapu, cuci piring, bersihkan wc, dll. Pokoknya kehidupan serasa lagi di game "Harvest Moon" yang sebagai istri tokoh utama. Mondar-mandir dalam rumah, nonton tv, makan dan tidur. Membosankan bukan ? Heeemmmmm -_-

Tiga Bulan Post ORIF
Waktunya untuk Rontgen kembali. Tapi maaf tidak ada foto. Filenya kehapus dan jujur saya malas untuk memotretnya kembali. Di hasil Rontgen kali ini, posisi pen masih tetap aman, dan garis patahannya sudah tidak kelihatan lagi. Yeeeaaayyy.. tulangnya tersambung dengan baik pada tempatnya :D :D

Tiga bulan setelah operasi, saya sudah bisa keluar tanpa penyangga lengan. Tapi di lengan atas masih terasa nyeri aneh-aneh. Bagaimana yah mendefinisikannya.. saat disentuh, seperti mati rasa. Tapi itu benar-benar membuat tidak nyaman. Kata dokter sih itu karena syaraf terjepit. Dan penyembuhannya memang agak lama. *Yah sudahlah.. saya anaknya sabar nunggu kok. Jadi saya bakal bersabar menjalani hari dengan rasa nyeri aneh-aneh ini sampai benar-benar pulih kembali.


Di bulan ke tiga ini saya sudah bisa mengenakan baju sendiri tanpa bantuan mama. Tapi belum selincah yang dulu. -Yaiyalaahh..-

Ketika saya ingin keluar membeli sesuatu, harus diantar adik atau kakak. Dan ketika ada guncangan pada bahu dan lengan, nyeri-nya masih sangat terasa. Jadi saat lewat di jalan yang berlubang dan ada polisi tidurnya, selamat yah.. selamat menahan sakit..

Empat Bulan Post ORIF
Bapak-mama sangat khawatir ketika saya memutuskan untuk mengendarai motor lagi. Takut bahunya kenapa-kenapa katanya. Tapi saya meyakinkan mereka bahwa saya sudah bisa dan tidak akan terjadi sesuatu pada saya saat mengendarai motor. Dan saat memasuki bulan ke empat, saya sudah bisa mengendarai motor sendiri. 

Pertama kali mengendarai motor, saya menabrak motor seorang bapak yang ada di depan. Maklum.. Sudah lama tidak mengendarai motor. Jadi agak kaku gitu.. Ditambah lagi si bahu kiri masih terasa nyeri aneh-aneh kalau ada guncangan. Jadi harus bisa menyeimbangkan diri. Lalu bagaimana dengan bapak yang motornya ditabrak dari belakang tadi? Apakah dia keberatan? Dia marah-marahin kamu ? | Gak kok.. Kebetulan waktu itu keberuntungan sedang memihakku #Assseeekkk. Pas tuh bapak balik belakang, sebelum beliau memasang muka garangnya, saya duluin dengan memasang 'tampang merasa bersalah + kata maaf + senyum'. Komplit kan ? Gak jadi marah bapaknya. Yang ada malah bilang; "hati-hati dek kalau bawa motor" | "Oh iya pak.. saya minta maaf", kataku dengan muka merasa bersalah yang masih terpampang nyata -Hahahahah-.

Saya memang sudah bisa mengendarai motor. Tapi belum berani membonceng. Selain karena kelincahan saya dalam mengendarai motor belum kembali seutuhnya, saya memang dilarang oleh mama-bapak untuk membonceng. Apalagi tangan sampai bahu kiri memang gampang capek.

Enam Bulan Post ORIF
Saya semakin merasa jenuh di rumah. Oleh karena itu saya ingin mengisi waktu dengan menambah skill baru. Saya kemudian mengikuti kursus Desain Grafis -Akhirnya bisa keluar kandang setelah beberapa bulan hanya berada di rumah-. Yessss saya punya kegiatan baru. Selain menekuni kursus ini, saya mulai melaksanakan Yoga sendiri di rumah dengan instruktur 'Youtube' -hahahah-. Yah yoga yang ringan-ringan dulu lah. soalnya bahu kiri belum ingin kujadikan sebagai titik tumpuan. Nyeri aneh-aneh yang selama ini terasa pun nyaris tak terasa lagi.

Sembilan Bulan Post ORIF
Kondisiku semakin membaik. Saya memberanikan diri untuk membonceng lagi, Saya sudah bisa push up dan menjalani aktivitas apapun -asal bukan angkat galon-.


-------------------------------------------------------------

Oh ya, dulu sebelum saya mengalami patah tulang, saya sering mendengar orang-orang mengatakan, "ketika hujan, trus ada petir / guntur/ kilat, orang yang memiliki pen / besi di tulangnya akan merasakan ngilu". Dan argumen itu telah mendarah daging di keluarga dan lingkungan sekitarku -hahahaha-. Dan ternyata itu tidak benar. Sebelumnya dokterku juga pernah mengatakan itu, tidak akan ada yang seperti itu. Dan saya telah membuktikannya. Alhamdulillah tidak pernah ada keluhan pada tulang ini ketika hujan deras berkolaborasi dengan petir, dkk. Bukannya takabur atau apa, tapi alhamdulillah saya memang tidak pernah merasakan ngilu atau semacamnya pada tulang ini saat hujan deras disertai petir.

Kini saya tinggal menunggu jadwal operasi ke dua, operasi pelepasan pen, Insyaa Allah Februari 2017 nanti. Semoga berjalan lancar, Aamiin...

1 comment:

  1. kak saya sudah 2 bulan pasca operasi pasang pen di klavikula, tapi bahu dan lengan masih sulit di gerakan, bagaimana itu kak ?

    ReplyDelete

Terima kasih telah membaca tulisan ini. Silahkan tinggalkan komentar ^_^

@ilayahya_