2016 - ila yahya

31.12.16

Selamat Tinggal 2016, Selamat Datang 2017
December 31, 20160 Comments


Beberapa jam lagi tahun akan berganti ke 2017. Waahhhh.. benar-benar tidak terasa. Begitu banyak kisah dan pengalaman yang saya dapatkan di tahun 2016 ini. Semoga ini bisa menjadikan saya lebih baik lagi untuk melangkah di tahun-tahun berikutnya. Aamiin..

Sedih meninggalkan 2016? Gak juga kok.. mungkin lebih tepatnya agak sedikit kecewa karena ada beberapa hal yang belum terpenuhi dan terealisasi. But it's okay. In syaa Allah hal-hal itu akan saya wujudkan di tahun 2017 ini. Aamiinn...

Dua hal yang mungkin tidak akan saya lupakan di tahun 2016 ini. Apa itu? 
1. Kecelakaan yang menyebabkan saya patah tulang hingga mengharuskan saya operasi pasang Pen,
2. Dapat 2 ponakan yang cantik dan lucu.

Dari sekian banyak kisah yang saya lalui di tahun 2016 ini, dua hal itulah yang paling terekam jelas dibenakku hingga ingin kuabadikan dalam tulisan ini.

Kecelakaan - 11 Januari 2016

Dalam waktu kurang dari setahun, siapa yang bisa melupakan peristiwa kecelakaan yang menyebabkan tulangnya patah hingga harus menjalani operasi pemasangan pen? Yah saya masih mengingatnya dengan sangat baik, bagaimana kecepatan motor adik saat itu, bagaimana si lawan tabrakan tiba-tiba ada di depan motor adik, bagaimana saya terlempar ke depan dengan posisi bahu kiri mendarat di aspal yang kemudian dalam benakku berkata "ternyata begini rasanya kecelakaan", bagaimana orang-orang mengerumuni kami dan kemudian menolong kami. Aaahhh stop.. jangan diingat lagi. Yaahhh saya masih mengingat dengan baik itu semua. 

Selama ini seingat saya, saya tidak pernah sakit yang menyebabkan saya dirawat di rumah sakit (Gak tau yah kalau waktu masih kecil, saya lupa apakah saya pernah di rawat di rumah sakit atau tidak). Tapi karena kecelakaan itu, saya jadi tau bagaimana rasanya patah tulang, saya berkenalan dengan rumah sakit sebagai pasien, dan saya harus menjalani operasi pemasangan pen

Namun saya masih bersyukur karena saya masih diberi kesempatan hidup oleh Allah. Dibandingkan dengan mereka yang kecelakaan dan tinggal jasadnya yang dibawa pulang ke rumah mereka, saya bersyukur hanya terkena patah tulang saat kecelakaan, itupun patah tulang tertutup. Saya lalu menyadari bahwa kecelakaan itu adalah sebuah teguran buat saya yang selama ini ketika mengendarai motor selalu balap-balap (walau sebenarnya saat kecelakaan itu terjadi, bukan saya yang bawa motor, tapi adik saya). Namun saya tetap yakin, ada hikmah dibalik setiap kejadian, termasuk kecelakaan itu.

Dapat 2 Ponakan Sekaligus

Dari dulu saya mendambakan sosok anak kecil di rumah (maklumlaahhh.. tidak ada lagi anak kecil di rumah. Adek bungsu aja umurnya 20 tahun -___-)

Dan tahun ini, Tuhan benar-benar meng-ijabah doa saya. Malahan, saya dikasihnya 2 ponakan sekaligus. Yang satu lahir Juli 2016, dan yang satunya lagi lahir di November 2016. Cewek smua lagii... Gimana gak senang, coba? 

Apa yang Saya Harapkan di Tahun 2017 Nanti?

Keinginan saya gak muluk-muluk kok. Saya ingin di tahun 2017 nanti saya menjadi orang yang benar-benar bermanfaat bagi orang lain. Pokoknya harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Saya juga berharap, semoga operasi kedua nanti lancar.

Reading Time:

23.12.16

Copet Itu Melintas Tepat di Depan Motorku
December 23, 20160 Comments


Kejadiannya sekitar 2 minggu yang lalu. Saya lupa saya dari mana. Yang saya ingat adalah ketika saya melewati jl. Monginsidi. Waktu itu agak macet, tapi tidak padat-padat amat. Saya agak menyesal lewat jalan itu. Harusnya saya terus saja tadi biar tidak kena macet. Tapi tak apalah, sudah terlanjur kok. Moodku juga sedang bagus waktu itu. Jadi saya menikmati kemacetan itu. 

Macetnya sudah mulai merenggang, kendaraan sudah bisa leluasa melintas. Namun tiba-tiba sebuah motor keluar dari lorong  dengan kajili-jili melintas tepat di depan motorku. Dan kami hampir saja bertabrakan. Saya mendengar orang-orang dari lorong tadi meneriakkan "copeettt... copeeettt... copeeeeettt...". Saya pun menendang motor itu, motor yang telah berada di samping motorku. Dua copet yang berboncengan itu pun jatuh dan langsung di gebuki oleh orang-orang sekitar. Yah mereka babak belur. Setelah orang-orang puas menghakimi dua copet tadi, mereka pun diserahkan ke pihak yang berwajib.

Ah seandainya saya benar-benar menendang motor pencopet yang melintas di depanku tadi, mungkin tuh copet sudah kayak telur orak-arik dihakimi orang-orang di sana. 

Andaikan mereka yang di depan lorong lebih cepat meneriakkan bahwa yang kajili-jili mengendarai motor tadi itu adalah copet, mungkin tuh copet gak bakal lolos. Ah seandainya... seandainyaa... 


Yah sudahlah.. mungkin sudah rejekinya tuh copet bisa nyopet trus lolos #Eeeehhh. Atau mungkin  mereka lagi beruntung -Yaelaahhh copeett.. copeett-. -_-

Sambil meneruskan perjalanan pulang, saya masih mengingat-ingat kejadian tadi disertai dengan doa dalam hati semoga tuh copet ketangkap. Betapa bodohnya copet itu. Mereka nyopet dengan seragam sekolah yang masih di badan. Dan mukanya tidak disensor pula (maksudnya gak  pake helm yah), yang dibonceng dan yang membonceng sama-sama gak pake helm. Yaelah mereka lagi nyopet, atau lagi atraksi ? aahh heran juga saya melihatnya.

Reading Time:

22.12.16

Jual Smartphone, Beli Nokia Jadul
December 22, 20160 Comments

Keinginan untuk kembali menggunakan nokia jadul sudah ada sejak lama. Tapi karena godaan Smartphone dengan berbagai fitur menariknya membuat saya tetap bertahan padanya. BBM, Line, Whatsapp, Wechat, Facebook, Twitter, Path, Instagram, kakao Talk, LiteBIG, Telegram, Google+, dan saudara-saudaranya. Yah.. saya pengguna social media itu, tapi itu dulu. Dan sekarang saya hanya menggunakan FB. Lalu yang lain dikemanakan? Sudah tutup akun alias dinonaktifkan. Bodo amat kalau bakal dibilangi anak muda palsu, tidak kekinian atau gak gaul. Bodo Amaattt !!! Bertahun-tahun tanpa saya sadari, saya telah menjadi pecandu smartphone.

Bangun pagi bukannya langsung baca doa bangun tidur, eehhhh malah langsung main Hp. Lagi ngumpul sama teman lama bukannya saling melepas rindu dengan berbagi kisah-kisah yang telah dilalui, eehhh malah sibuk dengan hp masing-masing. Lagi makan bukannya fokus ke makanan, eehh malah diselingi dengan ngutak-ngatik hp. Sampai saat malam pun jadi susah tidur karena masih meladeni chattingan yang masuk. Alhasil terkena insomnia. Dampaknya apa? Keesokan harinya badan jadi lemas dan tidak bersemangat ngapa-ngapain, muncul lingkaran hitam di bawah mata seperti mata panda, kulit kusam, dan hidup tidak sejahtera -ceileeehhh-. Dan karena kecanduan pada smartphone ini, muncullah prokrastinasi. Apa itu? Kebiasaan menunda-nunda. Jadi ceritanya sudah bangun pagi di hari libur. Niatnya mau mandi jam 6. Tapi karena sudah keasyikan dengan hp, pas liat jam, "Ah baru jam 7. Mandinya bentar deh jam 8. Airnya masih dingin banget".  Kemudian jam menunjukkan pukul 9. Karena chattingan lagi seru-serunya, maka jam mandi pagi diundur ke jam 10. Dan niat mandi yang telah ada sejak jam 6 pagi tadi, baru terealisasi jam 12. Yaelaaahhhh mandi pagi apaan jam 12 siang -_-. Tapi saya tidak sendiri. Saya yakin, yakin banget malah.. Bukan hanya saya yang seperti itu. Pasti banyak yang seperti itu diluar sana. Niatnya mau mandi pagi, tapi sampe sore belum mandi-mandi -Hahahaha-.

Saya mulai menyadari dampak buruk yang ditimbulkan oleh smartphone pada saya. Dan saya pun memutuskan untuk mengakhiri kecanduan smartphone itu dengan perlahan. Eiittssss.. tapi bukan berarti smartphone sepenuhnya memberikan dampak buruk bagi saya yah. Banyak juga kok manfaat-manfaat yang diberikan oleh smartphone. Misalnya mengakses informasi yang diinginkan jadi lebih mudah, bisa terasa dekat dengan keluarga yang jauh di sana dengan adanya fitur Video Call, bisa belajar secara otodidak dengan mendownload aplikasi yang ada, dan masih banyak lagi manfaat-manfaatnya. Jaaaadiii... Smart-lah dalam ber-smartphone. Kebetulan dulu saya masih labil gimanaa gitu.. jadi yah seakan dikendalikan oleh smartphone -ceileeehhh dikendalikan. Robot kalii...-

Bagaimana Saya Melepaskan Diri Dari Kecanduan Smartphone?
Berawal dari itulah saya mulai melangkah ke arah yang lebih baik -yaelaahhh bahasa lu-. Semua butuh proses, termasuk ketika ingin melepaskan diri dari kecanduan smartphone. Waktu itu akun sosmed yang pertama kali saya nonaktifkan adalah twitter, kemudian IG, menyusul Path, kemudian Kakao Talk, setelah itu Wechat, sempat juga menonaktifkan akun FB (tapi sekarang sudah aktif lagi karena melalui FB saya bisa mengetahui perkembangan diluar sana -hahahhaa tapi bukan ngestalk yah-. Dan seiring berjalannya waktu, dengan berat hati saya menghapus aplikasi BBM. Awalnya agak gimana yah.. seperti ada yang hilang gitu. Tapi lama-lama jadi terbiasa. Yes of course saya jadi terbiasa tanpanya -Aassseeekkk-. Hingga yang tersisa di hp kmaren tinggal Line. Agak sayang gitu kalau Line juga ikutan dinonaktifkan, banyak stiker dan tema yang sudah terbeli soalnya.

Okeh Fix Messenger yang saya pelihara di hp cuman Line. Tapi seiring berjalannya waktu, saya jadi merasa, "kok ni Hp sepi banget yah.." suram gitu kayak tidak ada penghuninya. -Kamu siihh.. tidak pernah nge-Line saya lagi #Eeeeehhhh

Ni Hp semakin terasa tidak bergunanya ketika seharian hanya berada di tempat tidur. Bahkan pernah dalam 2 hari batre-nya awet tidak perlu dicas. Pernah juga seharian tu hp lowbate dan saya tidak berusaha mencari cas. Mengapa? yah karena tidak ada yang menarik di hp itu. Mau online, biasanya di laptop. Mau dengar musik, palingan di ipod. "Lalu untuk apa lagi kamu bersamaku Hp?"

Kemudian saya memutuskan untuk menjual Hp yang telah menemaniku lebih dari setahun itu sebelum harganya semakin jatuh. Hahahahha

Nostalgia Ke Nokia Jadul
Sejak dulu saya memang ingin kembali menggunakan Nokia jadul yang pernah berjaya di masanya itu. Kembali menggunakan barang-barang yang pernah ada di masa lalu bisa membuat saya seakan kembali ke masa itu juga, masa-masa SD. Yaahh.. saya memang kadang merindukan masa-masa itu. Asik aja gitu.. perasaan jadi lebih adem kalau ngingat masa-masa SD. 

Saya pun mulai searching di e-commerce, kali-kali aja ada yang jual nokia jadul yang masih bagus. Daaaannnnnn saya pun menemukannya. sesuai tipe Nokia yang saya inginkan selama ini, Nokia 1100. 



Setelah menunggu lebih dari seminggu, akhirnya si Nokia Jadul datang juga ke rumah. Yeeeaayyy... Akhirnya kita bersama -Ah lebay lu Tong-.

Betapa senangnya bisa pake Hp seperti ini lagi. Dan pastinya tidak ada lagi yang namanya pusing mikirin kuota, tidak ada lagi yang namanya chattingan sampe larut malam, dan tidak ada lagi yang namanya prokrastinasi karena malas-malasan bareng fitur-fitur penggoda dari smartphone.

Taaaappiii... pakai Nokia jadul sekarang bukan berarti tidak akan kembali ke Smartphone lagi. Nanti Bakal balik lagi kok. Tapi nanti.. saat saya menginginkan kembali padanya. :D :D


Reading Time:

21.12.16

2016 | Post ORIF Part II
December 21, 20161 Comments


Sebelumnya saya sudah nulis tentang pasca operasi di Post ORIF Part I. So, biar lebih afdol, baca dulu gih bagian satunya baru kembali ke halaman ini. -Hahahah siapa lu sampe nyuruh-nyuruh pembaca bolak balik halaman baca-. Kmaren di bagian 1 cuman sampe dua minggu Post ORIF yah. Okeh kali ini lanjut ke bulan-bulan berikutnya.

Sebulan Post ORIF
Waktunya untuk Rontgen kembali. Dan ini adalah Rontgen yang ke 4 kalinya selama saya berurusan dengan yang namanya patah tulang. 



Dari hasil Rontgen, posisi pennya aman-aman saja,  dan garis patahannya masih terlihat. 

Satu bulan setelah operasi belum bisa banyak gerak. Panyangga lengan juga masih harus dipakai (jangan sampai ada yang nyenggol bahu kiri dan sekitarnya, masih sakit soalnya). Masa-masa ini bisa dibilang saya jadi tuan putri di rumah. Hahahahah.. Makan teratur dan telah tersedia di tempat tidur -Makasih mama..-. Cuman menunya bikin mual karena telur rebus akan selalu ada. Di samping mengonsumsi vitamin VIP Albumin, dokter menyarankan banyak-banyak konsumsi putih telur pasca operasi. Biar bekas operasinya cepat membaik. 

Di rumah juga tidak boleh ngangkat-ngangkat sesuatu. Padahal mau banget angkat galon #Eeehhhh. Sampe kucing pun belum bisa digendong. Tidak boleh kerja ini-itu, seperti nyapu, cuci piring, bersihkan wc, dll. Pokoknya kehidupan serasa lagi di game "Harvest Moon" yang sebagai istri tokoh utama. Mondar-mandir dalam rumah, nonton tv, makan dan tidur. Membosankan bukan ? Heeemmmmm -_-

Tiga Bulan Post ORIF
Waktunya untuk Rontgen kembali. Tapi maaf tidak ada foto. Filenya kehapus dan jujur saya malas untuk memotretnya kembali. Di hasil Rontgen kali ini, posisi pen masih tetap aman, dan garis patahannya sudah tidak kelihatan lagi. Yeeeaaayyy.. tulangnya tersambung dengan baik pada tempatnya :D :D

Tiga bulan setelah operasi, saya sudah bisa keluar tanpa penyangga lengan. Tapi di lengan atas masih terasa nyeri aneh-aneh. Bagaimana yah mendefinisikannya.. saat disentuh, seperti mati rasa. Tapi itu benar-benar membuat tidak nyaman. Kata dokter sih itu karena syaraf terjepit. Dan penyembuhannya memang agak lama. *Yah sudahlah.. saya anaknya sabar nunggu kok. Jadi saya bakal bersabar menjalani hari dengan rasa nyeri aneh-aneh ini sampai benar-benar pulih kembali.


Di bulan ke tiga ini saya sudah bisa mengenakan baju sendiri tanpa bantuan mama. Tapi belum selincah yang dulu. -Yaiyalaahh..-

Ketika saya ingin keluar membeli sesuatu, harus diantar adik atau kakak. Dan ketika ada guncangan pada bahu dan lengan, nyeri-nya masih sangat terasa. Jadi saat lewat di jalan yang berlubang dan ada polisi tidurnya, selamat yah.. selamat menahan sakit..

Empat Bulan Post ORIF
Bapak-mama sangat khawatir ketika saya memutuskan untuk mengendarai motor lagi. Takut bahunya kenapa-kenapa katanya. Tapi saya meyakinkan mereka bahwa saya sudah bisa dan tidak akan terjadi sesuatu pada saya saat mengendarai motor. Dan saat memasuki bulan ke empat, saya sudah bisa mengendarai motor sendiri. 

Pertama kali mengendarai motor, saya menabrak motor seorang bapak yang ada di depan. Maklum.. Sudah lama tidak mengendarai motor. Jadi agak kaku gitu.. Ditambah lagi si bahu kiri masih terasa nyeri aneh-aneh kalau ada guncangan. Jadi harus bisa menyeimbangkan diri. Lalu bagaimana dengan bapak yang motornya ditabrak dari belakang tadi? Apakah dia keberatan? Dia marah-marahin kamu ? | Gak kok.. Kebetulan waktu itu keberuntungan sedang memihakku #Assseeekkk. Pas tuh bapak balik belakang, sebelum beliau memasang muka garangnya, saya duluin dengan memasang 'tampang merasa bersalah + kata maaf + senyum'. Komplit kan ? Gak jadi marah bapaknya. Yang ada malah bilang; "hati-hati dek kalau bawa motor" | "Oh iya pak.. saya minta maaf", kataku dengan muka merasa bersalah yang masih terpampang nyata -Hahahahah-.

Saya memang sudah bisa mengendarai motor. Tapi belum berani membonceng. Selain karena kelincahan saya dalam mengendarai motor belum kembali seutuhnya, saya memang dilarang oleh mama-bapak untuk membonceng. Apalagi tangan sampai bahu kiri memang gampang capek.

Enam Bulan Post ORIF
Saya semakin merasa jenuh di rumah. Oleh karena itu saya ingin mengisi waktu dengan menambah skill baru. Saya kemudian mengikuti kursus Desain Grafis -Akhirnya bisa keluar kandang setelah beberapa bulan hanya berada di rumah-. Yessss saya punya kegiatan baru. Selain menekuni kursus ini, saya mulai melaksanakan Yoga sendiri di rumah dengan instruktur 'Youtube' -hahahah-. Yah yoga yang ringan-ringan dulu lah. soalnya bahu kiri belum ingin kujadikan sebagai titik tumpuan. Nyeri aneh-aneh yang selama ini terasa pun nyaris tak terasa lagi.

Sembilan Bulan Post ORIF
Kondisiku semakin membaik. Saya memberanikan diri untuk membonceng lagi, Saya sudah bisa push up dan menjalani aktivitas apapun -asal bukan angkat galon-.


-------------------------------------------------------------

Oh ya, dulu sebelum saya mengalami patah tulang, saya sering mendengar orang-orang mengatakan, "ketika hujan, trus ada petir / guntur/ kilat, orang yang memiliki pen / besi di tulangnya akan merasakan ngilu". Dan argumen itu telah mendarah daging di keluarga dan lingkungan sekitarku -hahahaha-. Dan ternyata itu tidak benar. Sebelumnya dokterku juga pernah mengatakan itu, tidak akan ada yang seperti itu. Dan saya telah membuktikannya. Alhamdulillah tidak pernah ada keluhan pada tulang ini ketika hujan deras berkolaborasi dengan petir, dkk. Bukannya takabur atau apa, tapi alhamdulillah saya memang tidak pernah merasakan ngilu atau semacamnya pada tulang ini saat hujan deras disertai petir.

Kini saya tinggal menunggu jadwal operasi ke dua, operasi pelepasan pen, Insyaa Allah Februari 2017 nanti. Semoga berjalan lancar, Aamiin...

Reading Time:

19.12.16

Penista Agama, Kalian Nantangin Allah?
December 19, 20161 Comments


Kadang tensiku seakan naik ketika foto orang-orang yang menistakan agama melintas di beranda FB-ku atau di sosmed lain. 
Merobek bahkan mengolok-olok Al-Qur'an, menirukan gerakan-gerakan solat dengan tidak sewajarnya, menghina Rasulullah, memaki-maki bahkan mencela Islam. 

Saya tidak habis pikir, apa yang ada di pikiran kalian sampai berani melakukan hal buruk seperti itu?
Kalian ingin dibilang keren? 
Ingin cari sensasi? 
Atau kalian memang ingin nantangin Allah?

Apakah kalian tidak berpikir jangka panjang? Bagaimana cara mati kalian, dan akan ke mana kalian setelah mati. 
Kalian tidak memikirkan itu? 
Atau pikiran kalian hanya terhenti pada kepuasan hati setelah kalian menghina Islam, kitab dan Rasul-Nya?

Mengapa kalian begitu berani? 
Apa yang kalian andalkan dari diri kalian sampai berani melakukan hal itu? padahal kalian hanya orang biasa!

Kalian tidak pernah mendengar kisah Fir'aun? Fir'aun saja yang merupakan penguasa Mesir pada masanya, yang menyebut dirinya sebagai Tuhan kala itu, akhirnya binasa juga. 
Apalagi kalian yang hanya orang biasa. Berani-beraninya kalian menistakan Islam bahkan Al-Qur'an.

Sebenci itukah kalian pada Islam?
Apakah kalian pernah disakiti oleh orang yang beragama Islam? Jika iya, lalu mengapa kalian melampiaskannya pada Al-Qur'an? 
Mengapa Kalian melampiaskannya dengan mencaci-maki Islam dan Rasulullah, bahkan sampai-sampai melecehkan Al-Qur'an? 

Kalian Pengecut !!! Bermasalahnya dengan siapa, dilampiaskannya pada apa. Kalian Pecundang !!!

Ketika kaum muslim tidak terima dengan yang kalian lakukan kemudian memperkarakannya ke jalur hukum, dan ketika polisi mengambil kalian, kalian malah ketakutan dan mencari-cari alasan, seakan tidak melakukan penistaan agama tersebut, seakan tidak ada niat melakukan hal tersebut.

Yah.. Kalian ketakutan. Masih dengan manusia saja kalian takut. Bagaimana nanti di akhirat? Apa yang akan kalian katakan di hadapan Sang Pemilik Islam?

Tahukah kalian bahwa segala sesuatu yang dilakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban kelak? 
Lalu mengapa kalian begitu berani?   #ThinkAgain
Reading Time:

17.12.16

Patah Tulang | Operasi atau Urut ?
December 17, 20160 Comments


Mari mengingat-ingat kejadian beberapa bulan yang lalu.. 
Kecelakaan di bulan Januari kemarin tepatnya 11 Januari 2016 (Jadi ingat lagunya Gigi 11 Januari hahahahaa) menyebabkan ada tulang yang patah di bahu kiri. Lantas apakah saya harus operasi atau diurut saja? Sempat merasa galau karena 2 pilihan itu. Dan saya memiliki beberapa pertimbangan-pertimbangan di antara keduanya. 

Sebelumnya sudah ada 2 orang yang pernah patah tulang di rumah, bapak dan kakak Cowok (kak Ali). Ditambah Adek (Jumadi) yang juga pernah kecelakaan dan tulang di pergelangan tangannya ada yang retak. Yah bisa di bilang kami keluarga patah tulang Hahahaha (langganan gitu patah tulangnya). Tapi mereka (kak Ali dan Bapak ) mengambil jalan "urut", kecuali Jumadi yang hanya membiarkan tulangnya yang retak itu. Yah.. Bapak memutuskan untuk mengurut pergelangan tangannya di orang pintar seberang sana, alhasil pergelangan tangannya terlihat agak bengkok. Sedangkan Kak Ali, dialah yang paling parah. Tulang lengan bawah dan lengan atasnya seakan terpisah, hanya dibungkus oleh kulit. Ah.. mengingat insiden kecelakaan kak Ali di tempat kerjanya dulu, membuat saya jadi ngeri sendiri. 

Dia lalu diberi tahu oleh temannya bahwa ada orang pintar yang jago ngurut berbagai jenis patah tulang. Yah ibaratnya 'tukang urut spesialis patah tulang' lah. KATANYA, sudah banyak korban patah tulang yang tersambung dengan baik tulangnya setelah diurut di sana. Kak Ali pun ke sana bersama saya. Sampai di rumah tukang urutnya, kak Ali masuk sendiri dan saya menunggu di luar. Dan apa yang terjadi ? dari luar rumah, saya mendengar suara kak Ali yang sedang teriak-teriak. Benar-benar tidak tega saya mendengarnya saat itu. 

Beberapa bulan berlalu. tangan kak Ali sudah tidak ada keluhan lagi, tulangnya memang tersambung menurutnya. Tapi tidak bisa diluruskan. Jadi sikunya tidak bisa lurus, yah maksimal 120 derajat lah. Beruntung kak Ali sudah laku -Hahahaha-. Jadi dia tidak mempermasalahkan tangannya yang tidak bisa lurus sempurna, yang penting tangannya utuh di badannya katanya.

Dua contoh nyata itu membuat saya berpikir berkali-kali untuk melakukan urut pada tulang yang patah ini. Di saat saya sendiri di kamar, saya memikirkan beberapa pertimbangan dari opsi urut dan operasi. Dan saya memantapkan hati untuk memilih Operasi.

"Mengapa operasi ?", "kenapa tidak diurut saja? toh operasi banyak resikonya...",  "Gak takut bakal kenapa-kenapa di meja operasi?", "Katanya nih yaa.. kalau operasi pasang pen, nanti kalau hujan trus ada petir, tulangnya bakal ngilu", "Bagaimana kalau operasinya gagal?", "Biaya operasi kan mahal..", "Diurut saja.. di sana ada orang pintar yang bisa memperbaiki tulang. Dulu ada orang yang patah-patah, habis dari sana sudah normal kembali tulangnya. sudah bisa naik motor malah", bla bla bla bla.. dan masih banyak lagi. Itu baru beberapa hasutan dari tetangga dan keluarga yah. 

Itulah mengapa ketika saya kecelakaan kmaren sampe saat operasi, sebisa mungkin hanya sedikit saja teman yang tahu, yah paling orang-orang terdekat saja. Maka beruntunglah kalian yang diberitahu oleh saya, itu artinya kita dekat. #Eeeehhhhhh :D :D




Saat mengetahui bahwa saya patah tulang, dipikiranku saat itu sedikit memihak pada jalur operasi. Mengapa? karena dari awal saya telah ditangani di jalur medis, jadi yah alangkah baiknya jika sampai tuntas melalui jalur medis saja, sampai tulang ini bagus kembali. Dan juga, saya ingin membuktikan pada diri sendiri dan orang-orang sekitar bahwa operasi tak semengerikan yang mereka bayangkan. 

Waktu itu banyak yang menyarankan kepada saya untuk sebaiknya diurut dari pada dioperasi. Saya juga sudah terlalu banyak mendengar cerita tentang operasi yang gagal, efek dari operasi pemasangan pen, dan sebagainya. Tapi membayangkan tulang yang patah bakal diurut, saya jadi ngilu duluan. Gerak saja susah, malah tulangnya mau dipaksa buat menyatu kembali. oh Nooo !!! Itu pasti sakit banget !!


Dibandingkan dengan operasi, sudah pasti biaya urut jauh lebih murah. Tapi tidak ada jaminan bahwa tulangnya akan benar-benar tersambung dengan baik. Kecuali tukang urutnya memang sakti tingkat dewa -hahahah-. Dan pastinya, dengan diurut, tidak akan ada bekas goresan pisau bedah. Tapi lagi-lagi, tidak ada jaminan bahwa tulangnya akan tersambung dengan baik. Jika urutnya berhasil, tidak akan ada bekas goresan pisau bedah dan kondisi tulang akan seperti sebelum patah tulang. Tapi kalau urutnya tidak berhasil? Si tulang bakal menonjol keluar. Dan itu lebih menakutkan ketimbang bekas goresan pisau bedah. 

Berbeda dengan urut, operasi lebih menjamin bahwa tulangnya akan tersambung dengan baik. Bagaimana tidak, tulang yang patah itu akan dipasangi besi yang akan menyangga patahan tulang tersebut agar tetap berada pada tempatnya sampai tulang yang patah benar-benar menyatu.

Saya tidak pernah mencemaskan sakitnya operasi. Karena antara urut dan operasi, lebih sakit diurut, menurutku. Kok bisa? ya iyalaahh.. dioperasi memang bakal diiris kulitnya dengan pisau bedah, kemudian tulangnya bakal dipasangi besi dan beberapa mor. Taapiii.. itu dalam keadaan terbius total. Jadi yaahh.. tidak bakal merasakan itu semua. Jadi kita terima beres.. selama ada dokter Anestesi, tidak bakal merasakan sakitnya dibedah kok. Sampai saat sadar pun bakal dikasih obat anti nyeri. Jadi nyut-nyut bekas operasinya akan sangat berkurang. Berbeda dengan urut, tanpa obat bius tanpa dibuat tertidur, si tulang yang patah bakal disentuh-sentuh, dan itu bukan sentuhan yang lembut. Ah bayangkan sendiri deh bagaimana jika tulang patah diurut. Sampai saat saya menulis ini pun, saya jadi ngilu sendiri membayangkan tulang yang patah diurut. Saya bahkan menjuluki mereka yang patah tulang kemudian mengambil jalan urut adalah orang yang hebat, orang yang tangguh. Tanpa obat bius mereka bisa menahan sakitnya si tulang dianiaya oleh tukang urut. Kalau saya mah ogah. Saya tidak akan bisa menahannya.

Di sisi lain, satu-satunya hal yang membuat saya sedikit ragu untuk melakukan operasi adalah karena jahitan bekas operasi. Selama ini, bekas operasi yang saya lihat adalah satu jenis, tidak rapi alias tidak cantik, seperti Lipan. Entah karena skill dokternya yang masih kurang dalam hal menjahit bekas operasi, atau itulah yang namanya the power of 'asal jadi', jahitan yang asal bisa menutup kulit yang sudah di bedah. Apalagi jika pasien itu mempunyai bakat keloid, lengkaplah sudah. Tunggu, apa itu keloid ? Keloid adalah jaringan kulit tambahan yang tumbuh di bekas luka. Pernah lihat orang yang memiliki bekas luka atau bekas jahitan yang menonjol / terlihat timbul ? seperti itulah keloid.

Di saat saya sendiri, saya pun berpikir, mencari-cari penguat keputusan untuk operasi. Saya menanamkan di pikiran "Ah apalah arti bekas jahitan. toh kalau seperti lipan, itu bakal tertutup sama baju. Tidak akan kelihatan kok.. asal tidak pake baju-baju yang terbuka. Lagian dokternya pasti akan menjahit bekas operasinya dengan rapi. Masa iya dokternya tega memberikan jahitan  yang sembrono pada seorang wanita, masih muda lagi #Eeeeaaa :D. Jadi santailah.. setidaknya dengan operasi, si tulang bakal benar-benar tersambung dengan baik. Dari pada diurut, bisa saja tulangnya akan menonjol keluar. Jadi pilih mana, tulang yang menonjol atau bekas operasi yang seperti lipan?"


Okeh fix.. Saya ingin dioperasi saja. Dan operasi pemasangan pen saat itu berjalan lancar, Alhamdulillah. Bekas jahitannya pun tidak seperti yang kubayangkan, yang seperti lipan. Malah jahitan bekas operasinya hanya seperti sebuah goresan, rapi dan cantik -Makasih dokter :)-. Baca kisah selanjutnya, Operasi pemasangan Pen.

Tapi ni yah, buat kalian yang patah tulang, itu terserah kalian pengen diurut atau dioperasi. Mantapkan hati. Yakin ingin dioperasi atau yakin ingin diurut. Karena banyak juga kok yang katanya tulangnya membaik setelah diurut. Tapi kalau saya pribadi sih, tidak ingin teriak-teriak saat diurut. Makanya lebih pilih operasi. Pertimbangkan juga persoalan kemudahan biaya. Tapi kalau korban kecelakaan lalulintas, bakal di bantu oleh Jasa Raharja kok (asal kalian mengurusnya di Jasa Raharja). Kalau Biaya selama perawatan melebihi santunan yang diberikan oleh Jasa Raharja, bisa dicover oleh BPJS (kalau kalian punya BPJS). So, that's up to you guys.


Reading Time:

7.12.16

Menjadi Supporter Bersalin
December 07, 20160 Comments


Juli 2016 adalah bulan ke-sembilan di masa kehamilan kakak. Dan di bulan Juli ini masih dalam suasana puasa Ramadhan 1437H. Ini adalah saat yang kami tunggu-tunggu di rumah -yaiyalaahh.. ini kan anak pertama bagi kakakku dan suaminya, ponakan pertama bagi saya, dan cucu pertama bagi kedua orang tuaku. Benar-benar tidak sabar menantikan kehadiran pendatang baru ini.

Tanggal 3 Juli, kakak mulai merasakan sakit dibagian perut tembus ke belakang sejak subuh. Dan baru kali itu dia tidak ikut berpuasa. Sebelumnya, 26 hari kemarin dia ikut terus berpuasa. Padahal lagi hamil. Wow.... Luar biasa kamu kak... Tanda-tanda bahwa dia akan melahirkan semakin ia rasakan. Tapi belum ingin mengatakan apa-apa ke mama dan suaminya. Yah.. dia menahannya sendiri. Sampai saat berbuka puasa tiba, dia memutuskan untuk ke rumah sakit. maka bersiap-siaplah kami. Suaminya menyiapkan segala keperluan kakak. Saya deg-degan bahwa kakak akan melahirkan. Lah knp kamu yang deg-degan ? kan bukan kamu yang bakal melahirkan. Saya memberitahu mama bahwa kami akan ke rumah sakit malam ini karena sepertinya bocah yang ada di dalam kandungan kakak bakal keluar. Mama pun memberikan wejangan-wejangan ke kakak. Dan tibalah sesi yang sangat mengharukan. Sesi maaf-maafan padahal lebaran masih 4 hari lagi. hahahahah. Sebelum keluar rumah, dengan hati yang tulus kakak bersimpuh di hadapan mama dan bapak memohon maaf atas segala kesalahannya selama ini serta meminta doa dan ridho dari kedua orang tua agar proses persalinannya lancar.

Kurang lebih 20 menit perjalanan, kami sampai di RS Unhas (Rumah Sakit andalan kami hahaha) dan langsung ke UGD. Setelah menunggu sekitar setengah jam, bidannya datang. Saat dicek, ternyata baru pembukaan satu. Whaaaaatttt??? pembukaan satu ? Sakit yang dirasakan kakak sejak subuh dan semakin menjadi-jadi itu baru pada tingkat pembukaan satu ? saya jadi mikir, "kalau baru pembukaan satu dan total pembukaan ada sepuluh, kapan keluarnya ni bocah ?" -___-

Bidan memprediksikan kalau kakak bakal melahirkan saat subuh atau pagi. Hoaaaaammmmss.. Jadi ceritanya, malam ini kita begadang ? -____-

Yah sudahlah... kami (saya, kakak dan suaminya) memutuskan untuk tinggal di Rumah Sakit itu sampai kakak melahirkan. Berhubung kakak adalah perawat di Rumah Sakit itu, maka kami menunggu di markasnya (Ruang perawatan VIP). Teman-teman kakak yang dinas malam pada kaget saat kakak muncul dengan style ibu-ibu bakal berjuang (pake sarung). Kakak dianjurkan untuk banyak jalan biar tanda-tanda bakal melahirkannya cepat muncul tanpa harus menunggu pagi. Dan sebagai adik yang berbakti pada kakaknya, saya menemani kakak naik turun tangga. Turun ke lt.1 dan naik lagi sampai lt.4. Itu naik kaki loh.. bukan naik lift -hahahah emang ada yang nanya?-. Lumayan capek juga yah.. hitung-hitung sebagai olahraga buat saya :D :D

Teman-teman kakak yang sudah pernah melahirkan menyarankan untuk membeli teh kotak banyak-banyak. Biar bisa jadi sumber energi bagi kakak saat berjuang di ruang persalinan. Dan saya membeli selusin teh kotak. hahahahah sepertinya saya terlalu bersemangat. Sepertinya tanda-tanda bakal melahirkan belum muncul. yah kami memutuskan untuk istirahat saja. 

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Dan kakak mulai merasakan sakit yang lebih dari sebelumnya. Kami pun menelpon bidan. Saat bidan datang dan nge-cek sudah pembukaan berapa, ternyata sudah pembukaan 4. kakak sudah bisa masuk di ruang persalinan. Saya semakin deg-degan. Padahal bukan saya yang bakal melahirkan. Hahahaha.

Suami kakak dengan penuh kesabaran mendampingi kakak. Bayangkan kalau orang sudah kesakitan, yang jadi pelampiasan itu siapa? yah yang di sampingnya. Dan itulah suaminya. Berhubung pasukan yang ikut dengan kakak dari rumah cuman 2 orang, maka sayalah yang harus ngurus ini-itu. Hitung-hitung sebagai balas budi ke kakak karena dulu waktu saya operasi, dia yang mengurus segalanya.

Saya diberikan selembar kertas oeh bidan untuk registrasi di lt.1. Sebenarnya saya agak gimana yah berkeliaran tengah malam di Rumah Sakit, sendiri pula di lift. "Bagaimana kalau tiba-tiba liftnya berhenti dan saya masih di dalam?", "Bagaimana kalau tiba-tiba ada penampakan di lift?", dan masih banyak lagi  "bagaimana kalau... bagaimana kalau..." yang muncul di benakku kala itu. Tapi saya membuat pengalihat pikiran ke proses persalinan kakak dan sok-sok nyanyi dengan suara kecil (padahal suaranya fals minta ampun. Hahahah)

Setelah mengurus segalanya, saya kembali ke ruang persalinan. Saya melihat wajah kakak begitu pucat tapi terlihat bercahaya. Entah itu efek sinar lampu atau memang wajahnya murni terlihat bercahaya. Saya mendengar bidan mengatakan bahwa sudah pembukaan 10. Wow.. ternyata cepat juga. Waktu itu jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Sebenarnya saya juga tidak ngerti bagaimana itu pembukaan-pembukaan. Kenapa harus sampai 10? kenapa tidak sampai 5 saja? Whateverlah.. Abaikan!. Kakak mulai berjuang dibantu bidan, suaminya menyemangati disebelahnya. Lalu saya ngapain di situ? Saya sebagai divisi pemberi minum ke kakak kalau dia butuh minum. :D :D

Setengah jam berlalu dan kakak masih berjuang. Melihat perjuangannya, saya jadi teringat mama di rumah dan terlintas dibenakku, "pantas saja kita dilarang patoa-toai pada orang tua kita. Ternyata memang sesulit ini proses bersalin". Ada perjuangan yang harus dilalui seorang ibu untuk kelahiran si buah hatinya. Ah saat itu saya seakan merasakan sakitnya melahirkan. Seakan saya merasakan perjuangan kakak untuk kelahiran buah hatinya. Seorang bidan sempat mengatakan bahwa untuk anak pertama, normalnya memang 2 jam proses bersalin secara normal.  Jam menunjukkan pukul 3, sudah sejam kakak berjuang. Saya benar-benar tidak tega melihat kakak. Mataku berkaca-kaca. Saya pun mundur dan duduk di kursi dekat pintu. Bidan kembali menyemangati kakak, "Kak ayo dikit lagi. Itu kepalanya sudah kelihatan. Ayo kak Ayo...". mataku semakin berkaca-kaca. Kakak berkuat, daaaaaaannnnnnn... terdengarlah suara tangisan seorang bayi perempuan. Yaaahhh... ponakan pertamaku lahir. Saat itu Jam menunjukkan pukul 3:16 Am.  Saya menangis, menangis haru.

Aisyah Ramadhani Sofyan

Ini adalah foto yang diambil beberapa menit setelah proses bersalin. Yang membuat saya heran, biasanya bayi setelah dilahirkan, matanya tertutup. Lah ni bocah, matanya melek-melek. Atau mungkin bayi-bayi masa kini memang gitu yah. Hahahahaa. 

Kami tidak berlama-lama di rumah sakit itu. tanggal 4 subuh kakak melahirkan, tanggal 5 pagi kami sudah mengurus administrasi untuk kepulangan. Karena tanggal 6 juli sudah Lebaran dan kami ingin merayakan Idul Fitri di rumah bersama bocah pendatang baru, Aisyah Ramadhani Sofyan

Aisyah, sehat selalu yah nak.. jadi anak yang berbakti pada kedua orang tua dan tantenya -Hahah maunyaaaa-. Jadi anak yang cerdas dan soleha. Aisyah cepat besar yah.. biar kita bisa ke mall bareng :D


4 Juli 2016 pukul 3:16 Am di RS Unhas adalah moment bersejarah dalam hidupku karena bisa menyaksikan secara langsung proses bersalin secara normal. Di mana ini bisa menyadarkanku untuk selalu berbuat baik pada kedua orang tua khususnya mama.
Reading Time:

15.11.16

Kamu Apa Kabar?
November 15, 20160 Comments


Kamu apa kabar ? Iya kamu (!)
Sudah lama yah tak saling menyapa
Padahal kamu ada di kontakku
Apakah ini yang dinamakan gengsi untuk menyapa duluan? Yah mungkin saja

Entah mengapa saya tiba-tiba teringat padamu

Inikah yang dinamakan rindu? 
Sedikit kenangan indah itu tiba-tiba muncul di  benakku
Terimakasih untuk sedikit kenangan indah itu
Terimakasih telah baik padaku 
Terimakasih pernah menenangkanku
Terimakasih atas perhatiannya *dulu

Kamu sekarang bagaimana?
Kamu sudah nikah ? atau sudah punya anak?
Atau saat takdir mempertemukan kita, kamu sudah dalam status menikah?
Whatever.. but I really miss U now

Yah Saya merindukanmu

Ada sebuah lagu yang ketika saya mendengarnya, mengingatkan masa-masa itu
Saat dimana kita ngobrol, senyum  bahkan tertawa bersama walaupun itu hanya di sosmed

Kamu pasti telah lupa sesuatu

Lupa bahwa dulu kamu pernah menjanjikan sesuatu
Mungkin itu hanya sebuah candaan bagi kamu
Tapi saya masih mengingatnya 
Yah... saya masih mengingatnya dengan baik

Ah saya benar-benar merindukanmu

Tapi apa yang bisa kulakukan ? 
Tidak mungkin saya menghubungi kamu
Lalu bagaimana meredakan rindu ini ?
Kapan takdir akan mempertemukan kita lagi? 
atau kita tidak akan pernah bertemu lagi?
Will see...
Reading Time:

23.10.16

5 Cara Mengatasi Jenuh Versi ILA
October 23, 20160 Comments


Setiap orang pastinya pernah mengalami jenuh. Lalu apa itu Jenuh ? "Jenuh adalah rasa bosan dalam melakukan suatu aktivitas yang itu itu saja sehingga membuat kita tidak ingin lagi melakukan sesuatu tersebut. Bahkan kita berniat ingin meninggalkan suatu aktivas tersebut dan tidak ingin mengerjakannya selamanya" Mbah Google . *hahahah ujung-ujungnya nanya ke Mbah Google :D :D

Pernah tidak kalian merasa bahwa hidup kalian itu datar banget ? Malas ngapa-ngapain, pokoknya tidak ada semangat hidup sama sekali. Kalau kalian pernah merasakan seperti itu, berarti kita sama. Saya pun pernah mengalaminya. Malahan jenuh yang pernah saya alami sudah pada level tingkat dewa - Hahahahaah-. Waktu itu saya sudah memasuki semester akhir. 

Saya lupa bagaimana awal mula saya bisa merasakan jenuh tingkat dewa itu. Yang pasti, saat itu saya lebih senang berada di kamar, menghabiskan waktu di kamar dari bangun sampai tidur kembali. Saya menutup diri dari dunia luar dan saya menghilang dari sosmed. Sampai teman kampus mencari-cari saya karena memang saya menghilang tanpa kabar selama sebulan. Lalu bagaimana saya bisa keluar dari Zona Jenuh tersebut?

1. Refreshing atau Cari Suasana Baru
    Yuuuppp... Refreshing benar-benar perlu untuk orang yang sedang mengalami kejenuhan. Kalau saya, waktu itu langsung pulang kampung ke Pinrang. Dan ini benar-benar manjur. Setelah seminggu berada di sana, saya kembali dengan hati yang benar-benar tenang. Tidak ada lagi yang namanya hilang semangat hidup. Dan saya menyadari, mengurung diri di kamar membuat pikiran saya jadi ikut terkurung. Padahal jika saya keluar, hati dan pikiran saya bisa lebih enakan. 

  Keluar di sore hari berkeliling kota misalnya. Sambil melihat-lihat suasana kota yang terdapat pepohonan di pinggir jalan, itu bisa membuat hati dan pikiran menjadi lebih tenang. Atau bisa juga ke mall nongkrong sendirian. Bodo amat jika dikira jomblo karena jalan dan nongkrong sendiri. *Yang penting jenuhnya hilang. Hahahahah. Atau mungkin ingin mencari suasana baru, misalnya gabung di komunitas yang sesuai dengan minat dan bakat kalian. Yah itu juga akan menjadi solusi yang baik untuk keluar dari zona jenuh.

2. Mengubah Tata Letak Isi Kamar
    Yah.. ciptakan suasana baru dengan mengubah / mendekor ulang tata letak isi kamar. Ubah sesuai selera. Bagi saya, cara ini pun sangat ampuh untuk mengusir kejenuhan. Melihat suasana kamar yang baru membuat pikiran juga lebih fresh dan terbuka. Percaya deh... cara ini sangat manjur. Karena saya, jika jenuh melanda, saya akan mengubah tata letak isi kamar. Dan itu menambah semangat saya dalam melakukan sesuatu entah itu menulis atau membaca. 

3. Sugestikan di Pikiran 
    "Ngapain berlama-lama jenuh? toh tidak ada manfaatnya sama sekali". Yaaahhh... sering-seringlah berdialog di dalam diri. Cari tahu apa penyebab kejenuhan itu, analisis kemudian sugestikan ke pikiran bahwa stop jenuh mulai saat ini. "Teman-temanku di luar sana sudah selangkah dua langkah lebih maju dari saya, trus saya di sini cuman bisa dikuasai oleh rasa malas dan jenuh? OMG.. come on girl.. ayo bangkit..". Jika saya mulai merasa jenuh atau malas, saya akan mengatakan kata-kata itu pada diri saya sendiri. Cara ini manjur ? Yeessss of course ini sangat manjur di saya.

4. Jangan dengar lagu-lagu slow dan melow
    Mendengarkan musik saat sedang jenuh memang momen yang pas. Taaaapiii... please jangan lagu-lagu yang slow atau melow. Yang ada malah jenuhnya makin awet. Coba deh dengar lagu-lagu yang ngebit atau lagu rock. Atau lagu-lagu yang liriknya mengandung semangat.


5. Curhat Ke Allah
    Mengapa saya menyimpan cara ini di paling bawah ? karena saya yakin, sangat sedikit yang menyadari bahwa rasa jenuh yang sedang dialaminya adalah karena dia telah jauh dari Tuhannya. 

   Seorang teman yang taat agamanya pernah mengatakan kepada saya bahwa ketika saya mengalami jenuh, itu artinya Allah sedang merindukan saya dan Allah ingin saya kembali pada-Nya. *Bukan kembali dalam artian berpulang ke Rahmatullah yaaahh. Maksudnya, Allah ingin saya kembali mengingat-Nya. 


  Mungkin selama ini kita telah jauh berpaling dari-Nya, dan ketika rasa jenuh melanda, sebenarnya Allah ingin kita menceritakan apa yang sedang kita rasakan selama ini pada-Nya. Yuuppp.. Curhat ke Allah adalah jalan yang terbaik. Tak apa jika kita merasa 'nanti ada maunya baru ke Allah'. Allah justru lebih senang kepada hamba-Nya yang menyadari bahwa dia telah jauh dari Allah dan segera kembali mengingat-Nya.


Sampai saat ini pun, jenuh itu masih sering datang bertamu, tapi tidak bakal lama kok. Karena jika telah muncul gejala-gejala jenuh, saya akan menanggulanginya dengan beberapa cara di atas.
Reading Time:

17.9.16

2016 | Post ORIF Part I
September 17, 2016 2 Comments
Saat masih di RS, saya sering mendengar dokter yang menangani saya mengucapkan ORIF dan Post ORIF. Saya bertanya-tanya dalam hati, itu apa yah ? apakah sejenis Obat ? atau sejenis makanan ? ataukah itu salah satu jenis patah tulang ? Hahahahah. Agar tidak semakin ngawur, saya pun bertanya pada om saya, Om Gugel.

Lalu, ORIF itu apa? Ternyata tebakan yang tadi semuanya salah, pemirsa. Jadi, ORIF adalah singkatan dari Open Reduction and Internal Fixation, yaitu suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan teknik pembedahan yang mencakup di dalamnya pemasangan pen, sekrup, logam atau protesa untuk memobilisasi fraktur selama penyembuhan (Depkes, 1995:95). Singkatnya, ORIF adalah operasi pemasangan pen pada tulang yang patah. Jadi post ORIF, adalah pasca / setelah Operasi Pemasangan Pen.


Post ORIF
Beberapa jam setelah operasi, saya dibawa ke Radiologi untuk dirontgen. Setelah rontgen, saya dikembalikan ke kamar. Yah sekitar jam 5 sorelah (sebelumnya masuk ruang operasi jam setengah 1). Dan di sinilah awal penderitaanku -hahahahah berlebihan-. Gak kok.. bukan penderitaan. Lebih tepatnya, efek Anestesinya mulai terasa. Saya mual dan muntah-muntah sampai malam. Muntahnya lebih dari 8 kali dan yang keluar air semua. Ya iyalaahhh.. kan sebelumnya emang disuruh puasa sebelum operasi. Alhasil lambung benar-benar kosong. Tapi, air yang saya muntahkan itu dari mana yah ? mungkin dari cairan infus kali yah.. *Entahlah. Berhubung saya muntahnya tidak konsisten, kadang muntah ke sebelah kanan, kadang muntah ke sebelah kiri. Alhasil, perban bekas operasinya ikutan basah dan harus diganti besok paginya.

Hari Pertama Post ORIF
Dua dokter (Anestesi dan Orthopedi) datang mengunjungi dan menanyakan keadaanku. Untuk pagi ini masih aman. Namun terasa agak kaku sih di bagian bahu kiri sampai lengan. Tapi tak mengapa.. saya strong kok anaknya.

Setelah dua dokter tadi kembali ke markasnya -yaelaahhh markas.. lu kate power ranger..-, saya mulai ngutak-ngatik hp. Tapi gak sampe curhat ke sosmed yah.. paling cuman dengar musik dan menanggapi Line yang masuk. Nah saya kaget. Kok ada chat Line dari dokter Orthopedi yang menanyakan keadaanku? Sejak kapan saya berteman di Line? Oohhh baru ingat.. rupanya kmaren saya sudah nge-save nomornya. Dan Line ada fitur auto add friends melalui kontak hp. Makanya Line kami otomatis berteman. Baru beberapa kali berbalas chat, saya mulai merasa tidak enak badan. Saya melepas headset yang terpasang di telinga. Seluruh badan mulai terasa kram. Saya mulai mengeluarkan keringat dingin dan sama sekali tidak bisa berbicara. Padahal di sebelah kanan ada mama yang nungguin. Saat itu hp masih di tangan dan aplikasi Line masih terbuka. Saya berusaha memberitahu dokter apa yang saya alami. Dan yang bisa kuketik hanya satu kata yaitu: 'KRAM'. Saya mulai sesak napas, benar-benar sulit untuk bernapas. Ternyata mama menyadari keadaanku dan cepat-cepat memanggil suster. Suster mengambil alat bantu oksigen dan memasangkannya ke hidungku. Tak lama kemudian, dokter Orthopedi datang dan mulai menenangkanku dan menyuruhku untuk mengatur napas. Beberapa menit kemudian saya merasa membaik dan tertidur. 

Hari ini hasil rontgennya keluar. Dan inilah hasilnya;

(Rontgen ke 3 : 12 Feb 2016)

Pertama kali ngeliat hasil rontgen ini, saya agak aneh-aneh gimanaaa gitu... Kasihan Tulangkuuuuu :'( :'(
Tapi dokternya hebat yah.. bisa masang benda-benda ini di tulang yang patah biar tulangnya bagus kembali. *Yaiyaalaahhh.. kan emang bidangnya... 

Untuk hari pertama setelah operasi, yang bisa kulakukan hanya baring di tempat tidur. Masih agak pusing dikit sih.. Nafsu makan juga belum muncul sepenuhnya. Dan penyangga lengan harus tetap terpasang. Belum boleh banyak gerak (karena emang kalo gerak masih sakit bahunya). Saat mengganti pakaianpun dibantu oleh kak Wiwin. Makasih Kak Wiwin telah memperlakukanku dengan sangat baik layaknya pasienmu sendiri :D :D

Hari ke tiga Post ORIF
Di hari ke tiga ini, sudah mulai ada perkembangan. Saya memutuskan untuk mandi pagi (efek kegerahan beberapa hari kemarin yang cuman mandi pake tisu basah hahaha). Saya juga mulai bergentayangan di luar kamar. Tapi tetap.. penyangga lengan masih harus tetap terpasang.  Hari ini juga waktunya ganti perban. Dan tentu saja, dokternya langsung yang mengganti perbannya. Ahh dokter yang satu ini bener-bener total dalam menangani pasiennya. Pokoknya terbaik deehh.. *Hohohoh berani muji-muji kayak gini karena pastinya gak bakal dibaca sama dokternya. :D :D :D

Hari ke lima Post ORIF
Yeeeeaaayyy.. hari ini boleh pulang.. Pengurusan administrasi baru kelar saat sore hari, makanya baru bisa pulang pas sore. Dan saya benar-benar rindu.. rindu pada kamar, rindu pada Fedi Nuril. Wah siapa Fedi Nuril ? Jeng jeng jeng jeng.. ini dia Fedi Nuril:

(Fedi Nuril Ga mau senyum :D :D)

Saya benar-benar rindu dengan anak ini. hampir seminggu gak ketemu, dia malah segan. Pas ketemu hampir saja saya khilaf menggendongnya. Untung saja saya langsung ingat pesan dokter untuk tidak menggendong Fedi Nuril dulu. *Kok dokternya tahu tentang Fedi Nuril? | iyalaahh.. saya sudah sedikit cerita tentang tuh anak. hahahah

Seminggu Post ORIF
Hari ini waktunya ganti perban lagi. Dan saya harus kembali ke poli RS itu untuk mengganti perban. Sambil dibantu oleh mama memakai baju, saya mulai bersiap-siap untuk ke RS. 

Okeehh waktunya ganti perban..

(Bekas Operasi)

Dan seperti inilah penampakan bekas operasi kemarin. Cantik kan hasil jahitnya... Padahal sebelumnya yang saya takutkan ketika operasi adalah bekas jahitnya yang seperti Lipan. Tapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Jadi ketika saya benar-benar pulih, bekas operasi ini hanya akan seperti satu goresan.

Dua Minggu Post ORIF
Hari ini waktunya lepas benang. Yang ada di benakku saat itu, lepas benang itu bakal sakit banget. karena pernah liat adek merasa kesakitan saat lepas benang (tapi teknik jahitan kami emang berbeda). Dokter ngajak ngobrol, saya sempat bilang ke dokter, "Apa bisa saya dibius saja sebelum benangnya dilepas?" (saking takutnya merasa kesakitan). Sambil tertawa, dokter meyakinkan saya bahwa tidak bakal sakit. 

Entah kapan dokternya menarik benang itu, tau-taunya dokter sudah bilang, "benangnya sudah lepas". Yaelaahhh tidak terasa sama skali. Tau gitu, ngapain saya lebay duluan tadi takut merasa nyeri saat benangnya dilepas -malu-maluin aja lu Tong-. Hahahah apakah ini yang namanya 'The power of Ngobrol' ? :D

Kalau benangnya sudah dilepas, lukanya sudah boleh kena air, kata dokter. Dan setelah benangnya dilepas, urusanku dengan RS ini selesai untuk sementara waktu. Yaaahh.. Berarti tidak ketemu sama dokter ganteng lagi dong #Eeehhh :D. Dokter makasih yah sudah merawatku dengan baik. Smoga pendidikan spesialisnya lancar sampai selesai. Pokoknya makasih doookkk :) :)

Walaupun kata dokter bekas operasinya sudah boleh kena air setelah benangnya dilepas, tapi saya tidak langsung menerapkan itu. Saya masih ragu, takut terasa nyeri kalau pas kena air. Jadi saya menunggu beberapa hari lagi. Seminggu setelahnya, saya memberanikan diri untuk membiarkan si bekas operasi terkena air. Dan ternyataaa... tidak ada terasa nyeri sama sekali. Padahal sebelumnya, saya sudah mengancang-ancang bakal minum anti nyeri jika nyeri atau sakitnya bakal muncul saat terkena air.


Hohohoho sepertinya tulisannya kepanjangan kalau ditulis di sini semua. Bersambung ke Post ORIF Part II yaaahhh.. ;)

Reading Time:

11.6.16

Bakat Terpendam Apa Kabar ?
June 11, 20160 Comments
Bakat terpendamku apa kabar ? kamu tenggelam lagi kan.. harusnya kamu makin digali biar makin nampak bakatnya. Hohoho sudahlah.. Hobi main piano ini harus terkubur kembali. Sebenarnya dulu saya maunya Piano.. Ehh mama malah masukinnya ke Les Keyboard. Dan pastinya yang dibeli adalah Keyboard. Alhasil saya lesnya juga tidak sepenuh hati. 
Reading Time:

23.4.16

2016 | Operasi Pertama : Pemasangan Pen
April 23, 2016 4 Comments



Setelah menunggu selama sebulan, akhirnya BPJS-ku aktif dan pengurusan Jasa Raharja kelar. Jasa Raharja menanggung biaya pengobatanku sampai 10 Juta. Jadi kalau biaya operasi dan biaya lain-lainnya lebih dari 10 Juta, bakal di-cover oleh BPJS. Makassiihhh Jasa Raharja.. Makasih BPJS.. ^_^

Sekilas tentang BPJS dan Jasa Raharja. Pasien akibat kecelakaan lalu lintas tidak langsung ditanggung oleh BPJS karena korban kecelakaan lalu lintas sudah ada penanggung pertamanya yaitu Jasa Raharja. Kecuali jika biaya pengobatan melebihi santunan yang diberikan Jasa Raharja, barulah ditutupi oleh BPJS.  Dan besaran santunan yang diberikan oleh Jasa Raharja berbeda-beda berdasarkan tingkat keparahan pada korban kecelakaan dan jenis alat angkutannya (Darat, Laut atau Udara).

 

Untuk lebih jelasnya, silahkan ke webnya Jasa Raharja. Di situ ada lingkup jaminan dari Jasa Raharja, prosedur pengajuan, dan formulir pengajuan santunan kecelakaan lalu lintas.
Reading Time:

@ilayahya_