2014 - ila yahya

28.12.14

2014 | Tentang Hijab dan Keyboard
December 28, 20140 Comments


Mengingat ada lebih dari 350 hari dalam setahun, menunjukkan bahwa tahun 2014 bukanlah waktu yang singkat untuk dilalui. Namun entah mengapa, menyadari bahwa saat ini telah berada dipenghujung tahun 2014, membuat diri ini tersadar bahwa waktu begitu cepat berlalu dan betapa banyaknya waktu yang terbuang sia-sia.

Ada banyak hal yang terjadi di tahun 2014 ini. Namun yang paling jelas teringat di memory ingatan ini adalah saat ketika saya memutuskan untuk Berhijab. Bukan perkara yang mudah untuk memutuskan mengenakan hijab kala itu, mengingat begitu banyak godaan dan bisikan-bisikan dari yang nampak maupun yang tidak nampak. pikiran ini dipenuhi oleh kecemasan-kecemasan yang membuat diri ini sulit untuk melaksanakan perintah wajib itu, misalnya;"bagaimana jika saya berhijab lalu diejek seperti peminta sumbangan?" atau "bagaimana jika saya memutuskan berhijab lalu tiba-tiba suatu hari tidak ingin mengenakannya lagi?". Yah.. mungkin karena kecemasan-kecemasan seperti itulah hingga Tuhan menjadikan kehidupan dan suasana hati saya kala itu terasa jenuh tingkat tinggi. Seakan tak ada lagi semangat hidup dan tak ada lagi yang menarik didunia ini. Perasaan seperti itu sungguh menyiksa batin hingga membuat saya hanya mengurung diri dikamar dan tidak mempedulikan kuliah. Entah apa yang harus kulakukan agar perasaan jenuh itu hilang. hingga seorang teman menyarankan agar saya mengenakan hijab yang semoga bisa mendatangkan ketenangan hati.

Kecemasan-kecemasan yang selama ini muncul tentang berhijab dikalahkan oleh perkataan teman yang mengatakan, "hijab itu bukan pilihan, namun sebuah kewajiban. Tdk ingin kan, meninggal sebelum berhijab.." Mengingat perkataan itu memunculkan ketakutan tersendiri. hingga dua hari kedepannya ku putuskan untuk berhijab. yah.. beberapa hari setelahnya memang terasa sungguh berbeda, seakan hati menjadi lebih tenang dan menyadari bahwa Kejenuhan yang diberikan oleh Allah kemarin mungkin adalah jalan untuk menemukan hidayah agar mau melaksanakan perintah wajib itu ( Berhijab ). Bisa dibilang bahwa Kejenuhan yang terasa kemarin adalah sebuah jalan menuju Hidayah. Berhijab bukanlah sebuah resolusi yang  kutuliskan saat memasuki tahun 2014 yang lalu. namun seiring berjalannya waktu, hal tersebut terealisasi begitu saja. dan saya sangat menyukuri hal tersebut.

Yah begitulah hidup. ada hal-hal yang belum diinginkan namun duluan terealisasi, dan ada hal-hal yang sudah jelas-jelas terencana sejak lama dan telah menjadi resolusi yang selalu dituliskan setiap memasuki tahun baru namun sampai sekarang belum terealisasi.

"Ingin menjadi Pianist dan memiliki Piano", begitulah yang selalu kutuliskan dicatatan"Resolusiku di tahun baru ini", yang telah ada sejak tahun 2012. Kala itu yang bisa kulakukan hanyalah membaca buku-buku tentang bagaimana memainkan piano. Namun karena tak memiliki piano, apa yang telah ku baca tak dapat ku praktekkan . Hanya sebatas impian namun tak terealisasi karena tak memiliki piano. Berharap suatu saat saya bisa memiliki piano dan menjadi seorang pianist.

Di penghujung tahun 2013 lalu, impian itu sedikit berbelok. Mama ingin saya bisa memainkan keyboard dengan membawakan lagu-lagu islami. keinginan mama begitu kuat hingga saya dimasukkan ke sekolah musik dan membelikan sebuah keyboard yang harganya lumayan mahal hingga semua orang dirumah mengatakan bahwa itu hanyalah buang-buang uang semata. Melihat keinginan dan pengorbanan mama yang tidak sekedar main-main, kupendam dulu keinginanku yang ingin menjadi seorang pianist dan mengikuti keinginannya. Namun karena dasarnya yang kusukai adalah memainkan musik klasik, memainkan keyboard dengan genre lain menjadi begitu sulit. setahun sudah keyboard itu berada dirumah namun sampai saat ini belum bisa kupenuhi keinginan mama. Sangat jelas terlihat bahwa mama sungguh kecewa. saya pun kecewa pada diri sendiri karena belum bisa merealisasikan keinginannya. saya hanya bisa mengatakan bahwa memang saat ini saya belum bisa. Namun suatu saat, mama akan bangga melihat saya menjadi seorang Keyboardist dan Pianist. Yah.. memasuki tahun 2015 ini, kembali kutuliskan keinginan itu, yang semoga di tahun 2015 nanti, impian itu bisa terealisasi dengan terus belajar tentunya.

Saya menyadari bahwa Allah mengizinkan keyboard itu saya miliki karena Allah yakin bahwa saya bisa menguasainya suatu saat nanti, walaupun entah kapan pastinya. yang bisa kulakukan saat ini adalah banyak belajar memainkan keyboard sehingga kekecewaan yang mama rasakan bisa berubah menjadi suatu kebanggaan ketika melihat saya memainkan keyboard tersebut dengan genre lagu yang diinginkannya suatu hari nanti. Dan tentunya, terus berdoa agar Allah memudahkan saya mempelajari keyboard tersebut.

Teruntuk tahun 2014 yang akan segera berakhir, kuucapkan TERIMAKASIH. Begitu banyak pengalaman, kenangan dan pelajaran berharga yang kudapatkan ditahun 2014 ini. Semoga di tahun 2015 nanti, bisa menjadi tahun yang lebih baik lagi untuk kita semua.
Reading Time:

@ilayahya_